skip to main |
skip to sidebar
THE
CRAZY WIFE
Namaku Henry, Umurku 28 tahun. Aku adalah seorang pria
yang tergolong lumayan attractive dan charming. Tinggiku 172 cm, beratku 65 kg
dan mempunyai badan yang tergolong proporsional. Aku bekerja di sebuah
perusahaan swasta di kota J. Aku tergolong orang yang rajin dan smart, at least
itu menurut rekan kerja dan Bossku. Bossku sangat menyukaiku sampai-sampai dia
menganggapku sebagai anaknya. Maklum karena
dia pun tidak mempunyai anak laki-laki. Dia hanya mempunyai seorang anak
perempuan yang bernama Helen.
Bossku sudah tua - dia berumur sekitar 70 tahun dan
sudah sakit sakitan - yang terakhir telah di diagnosa oleh dokter adalah kanker
paru-paru. Karena dia tidak mempunyai anak laki-laki dan dia sangat cemas
dengan keadaan putrinya bila dia nanti telah tiada, maka akhirnya dia
menjodohkanku dengan putrinya sendiri. Saya dan Helen akhirnya menikah setahun
yang lalu.
Helen adalah seorang wanita yang menurutku sangat
anggun dan cantik. Dengan tinggi 167 cm dan berat 48 kg, berambut panjang dan
di-highlight dengan warna sedikit blonde, berkulit putih bagaikan porcelain,
maklum karena Helen adalah seorang keturunan Tionghoa. Dan dia mempunyai tubuh
yang sangat bagus dan sexy. Mempunyai buah dada yang cukup besar, at least
berukuran 34 C dan mempunyai pantat yang sangat sexy, bulat montok dan tidak
turun, kaki yang panjang dan betis yang menyerupai bunting padi, tumit yang
menyerupai telur ayam kampung.
Pada waktu hari perkawinan kami, aku merasa sangat
beruntung karena mendapatkan seorang wanita yang cantik dan juga perusahaan
yang besar. Pada malam pertama, saya sudah tidak sabar lagi untuk segera
meniduri istriku dan menikmati badannya yang perfect itu meskipun saya tahu
bahwa dia sebenarnya sudah tidak virgin lagi, karena dia besar di luar negeri.
Tetapi itu juga bukan masalah buat saya yang sudah terbiasa dengan kehidupan
yang sangat liberal karena sayapun telah di kirim ke LN oleh Papa saya sejak
saya berumur 14 tahun.
Pada malam pertama tersebut setelah pesta
perkawinan kami yang di selenggarakan di Hotel M di kota metropolitan ini, kami
masuk ke suite kami yang sudah di sediakan oleh hotel M untuk kedua mempelai
setelah pesta selesai. Uuh alangkah bahagianya saya, dan saya pun sudah tidak
sabar untuk mencumbu istriku.
Sesaat kami memasuki ruangan suite, saya langsung
memeluk istriku dari belakang yang masih memakai gaun pengantin dan menciumi
lehernya. Dan pada saat itu juga saya merasa sangat horny. Tangan kananku
menarik gaun pengantinnya ke atas dan mulai meraba-raba pahanya yang so smooth.
Dan tangan kiriku meremas teteknya. Aah gila bener bener perfect.., pikirku.
Tetapi Helen tetap bersikap dingin dan malah tiba tiba Helen mengelak dan
menarik tubuhnya dariku dan berkata..
"Sabar donk Hen, gua kan masih pake baju ini
dan gua cape sekali!"
"Boleh nggak malem ini kita nggak
ngapa-ngapain? Gua cape banget nih, emang loe nggak cape?", tanyanya
padaku.
"Yah udah sayang kalo kamu cape mungkin kita
lakukan besok malam saja OK?" kataku.
Lalu dia pelan pelan melepas gaun pengantinnya
sampai hanya tinggal pakaian dalamnya, pantyhose, dan sexy high heel sandalnya
saja yang tertinggal di badannya. Ohh my gosh, sexynya, pikirku hingga kontan
penisku bangun dan menjadi keras sekali.
Lalu dia akhirnya pergi ke kamar mandi untuk
membersihkan diri. Aku hanya terduduk di sofa sambil mengelus-ngelus kontolku
sendiri yang sudah tegang.
"Damn!! Masa gua harus ngocok sih?"
pikirku dalam hati.
"Ah sabar deh besok juga dapat masa enggak sih
gua kan udah menjadi suaminya, mungkin dia capek sekali..", kataku dalam
hati.
Akhirnya kami melewati malam itu tanpa ada
excitement. Keesokan harinya waktu aku terbangun dari tempat tidurku, aku
melihat ke samping ternyata dia sudah tidak ada di sebelahku. Lalu aku melihat
ke sekeliling kamar, ternyata dia pun tidak ada. Lalu aku melihat note dari dia
yang mengatakan bahwa dia sudah ada di cafe hotel sedang breakfast dan aku
ditunggu di bawah untuk membicarakan sesuatu. Apa lagi sih? Aneh bukannya
breakfast di ranjang malah turun ke bawah ada-ada aja nih orang!, gerutuku.
Lalu aku mandi dan bersiap-siap untuk turun ke
bawah. Dan akhirnya kutemui dia di bawah. Kulihat dia sedang duduk sendiri
sambil menghisap rokok.
"Ngapain di sini, kok bukan breakfast di kamar
aja?".
"Sebenernya ada hal penting yang mau gua
omongin sama loe Hen", jawabnya.
"Loh ada apa nih?", tanyaku.
"Sebenernya gua nggak mau married sama loe,
tapi gua terpaksa karena Papa gua. Kalau saja Papa nggak dalam keadaan sakit
seperti ini dan bukan permintaannya yang terakhir, gua nggak bakal married sama
loe..", jawabnya malas-malasan.
"Ooh gila, kok jadinya seperti ini?"
kataku kaget.
"Jadi mau kamu bagaimana?", tanyaku lagi.
"Yah udah kita tetep married selama Papa masih
hidup, lalu kita atur perceraian setelah Papa meninggal gimana?"
"Wah kamu sih gila Len! Mana bisa seperti itu?
Mana bisa cerai sebegitu gampang?", tanyaku gusar.
"Well Hen take it or leave it, cepat atau
lambat gua juga musti cerai sama loe, gua masih mau free, gua nggak mau
committed, and please jangan batasi hidup gua and jangan omong macem-macem sama
Papa! Udah deh, gua sekarang mau pulang ke rumah. Lu kan musti ke kantor, ntar
kita ketemu deh di rumah malem setelah kamu pulang dari kantor, kita bicarain
lagi. Gua pusing nih..", katanya dengan nada tidak sabar.
Lalu dia pergi meninggalkanku. Aku duduk terbengong
untuk beberapa saat dengan pikiran sangat kacau. Dan setelah 2 jam aku bengong
merenungi nasibku yang aneh ini, aku berfikir untuk tidak pergi ke kantor dan
beinisiatif untuk pulang ke rumah dan menemui Helen untuk membicarakan hal ini
lagi.
Pada saat kuparkir mobilku di rumah kami yang luas
pemberian mertuaku, saya langsung berjalan masuk menuju rumah, dan ketika
menaiki anak tangga menuju ke kamar tidur, aku mendengar suara musik dan
mendengar 2 orang sedang berbicara dengan nada yang mendesah desah. Lalu dengan
berjalan sangat perlahan aku mencoba untuk mengintip. Dan aku melihat istriku
bersama Roni anak buahku di kantor sedang berpelukan dan berciuman. Hatiku
menjadi panas sekali apa lagi sebenarnya Roni adalah anak buahku yang paling
aku benci. Tetapi meskipun begitu Roni adalah pemuda yang cukup ganteng dan
memiliki tubuh yang atletis dan disukai oleh banyak wanita, at least itulah
yang saya dengar dari anak buahku yang lain.
Awalnya aku ingin langsung masuk ke kamar untuk
melabrak mereka tapi kuurungkan niatku, dengan tetap mengintip dan mencari
posisi yang lebih baik supaya dapat melihat dengan jelas apa yang sedang mereka
perbuat. Pelan pelan aku melihat mereka sedang berpelukan, berciuman dan
tertawa-tawa kecil, lalu aku mendengar Roni bertanya..
"Len, gimana malam pertama lu, hehehe
enak?"
"Wah gua kaga ngapa-ngapain tuh, males gua
soalnya yang ada di otak gua dari kemaren cuma kontol loe aja, gua kangen sama
loe Ron, and gua juga kangen sama kontol loe yang nikmat itu, gua pengen di
entot sama loe Ron, gua nggak bisa tidur semalem, gua ampe masturbasi di kamar
mandi sendirian waktu si tolol Henry itu tidur, sambil ngebayangin kamu
ngentotin gua Ron, hehehe..", jawab helen dengan tertawa nakal.
Gila nggak menyangka kalo Helen seorang yang
kelihatannya seorang yang anggun itu adalah ternyata seorang yang nakal dan
binal, pikirku dengan hati yang panas. Lalu Roni berkata..
"Kalo loe kangen buka donk celana gua, loe
nggak mau ketemu sama 'dede' gua?"
"Ahh mau Ron, kasih liat gua donk.."
Helen mendesah.
Lalu istriku jongkok dan membuka resleting celana
Roni dan pelan pelan di keluarkannya penis Roni dari dalam celananya, lalu
Helen menciumnya sambil berkata..
"Gila kontol loe Ron, nikmat banget
keliatannya shh, ooh.."
Lalu pelan pelan dia cium penis Roni sambil
dikocoknya perlahan hingga Roni mendesah..
"Aahh iyah Helen ciumin kontol gua. kocok
kontol gua ahh dasar lonte, ooh, enak sekali".
Lalu perlahan penis Roni membengkak, dan menjadi
sangat besar.
Ah gila gede banget penis nih orang, paling tidak
panjangnya 18 cm dan gila diameternya, pikirku. Dan Helen pun mulai mengulum
dan menjilati kepala hingga batangnya dan mengulumnya lagi, lalu tiba tiba Roni
menjambak rambut istriku dan berkata..
"Yah perek, begitu caranya jilatin terus dasar
kamu pelacur, jilat pelernya juga donk!".
Kemudian dia menjambak rambut Helen dan memaksa
Helen untuk menjilat biji pelirnya. Lalu helen menjilat dan mengulum biji
pelernya sambil mengocok penis Roni, dan dengan mendesah desah, dia berkata..
"Roni sayangku, ahh, Ron, memek gua udah basah
banget nih ahh gila, Ron please entotin mulut gua Ron, perkosa mulut gua Ron!!
Ahh.. Shh," teriaknya.
Lalu Roni menjambak dan memasukkan seluruh bagian
penisnya ke dalam mulut Helen sampai Helen hampir muntah setiap kali Roni
menyodokkan penisnya ke dalam mulut Helen. Sambil menjambak Rambut Helen dia
meracau..
"Nih, gua entot mulut loe nih, dasar mulut
cabo, nih gua entot ampe tenggorokan loe, ahh mulut loe memang enak, dasar
mulut pelacur tau aja cara nyepong".
Helen pun tak kalah gilanya. Dia lalu dengan
semangat menyedot penis Roni, meskipun kadangkala dia hampir muntah karena
penis Roni masuk terlalu dalam.
"Iyagh.. ooh entot mulut gua, gua nih pelacur
murahan yang harus diperkosa, yahh oohh perkosa terus mulutku.."
Kemudian Roni mengeluarkan penisnya lalu dengan
menjambak kasar rambut istriku lalu menampar-namparkan kontolnya ke muka
istriku, lalu dengan rambut istriku dia mengelap penisnya. Seterusnya Roni
membuka celana berikut celana dalamnya, lalu dia duduk di atas ranjang dengan
kaki diangkat ke atas, dia menjambak rambut istriku lalu dituntunnya muka dan
hidung istriku ke daerah anusnya sambil berkata..
"Nih perek, jilatin juga lobang pantat
gua.." Dengan perlahan Helen menjilatinya sambil mendesah..
"Uuh Ron, gua suka lubang pantat kamu.., aah..
sini gua jilatin" Rupanya Helen bukan hanya menjilat lubang anus Roni tapi
diapun menyedotnya dengan bersemangat.
Wah, gila ternyata istriku adalah seorang sex
maniac, ooh gila, mukanya yang anggun dan cantik itu serta bibirnya yang
sensual, gila sedang menjilati pantat laki-laki lain, pikirku hingga aku mulai
menjadi horny dan penisku menjadi sangat keras.
Ah, gila bini gua lagi di pake orang kok gua malah
jadi horny sih?, pikirku.
Lalu sambil mengintip, kubuka resletingku dan
kumainkan sendiri 'adik'ku yang sudah menegang itu sambil menikmati pemandangan
terkutuk itu. Aku masih melihat istriku sedang menjilati anus Roni dengan masih
berpakaian lengkap, blouse, rok yang sampai ke lutut dan sepasang sandal tinggi
yang sexy di kakinya yang indah itu. Ooh sexynya.. Edan, penisku makin
menegang.
Sekarang kulihat Helen memasukkan tangan kanannya
ke bawah roknya sambil berjongkok. Rupanya dia juga sudah tidak tahan hingga
memasukkan tangannya sendiri ke dalam roknya, dan kukira pasti dia sedang
memainkan memeknya sendiri. Sambil terus menjilat ia berkata..
"Ron Memek gua udah gatel banget nih Ron, gila
Ron gua udah nggak tahan, udah basah banget nih, jilatin donk Ron,
please!"
Kemudian Roni dengan sigapnya berdiri dan
mengangkat istriku ke ranjang, di robeknya baju istriku dan di tariknya rok
istriku. Ternyata istriku sudah tidak mengenakan celana dalam. Ahh gila, betapa
indahnya vagina istriku, dengan jembut yang tercukur rapi dan bagian lubang
yang bersih dan halus dan berwarna pink kemerahan tanpa bulu sehelai pun.
Rupanya istriku sering pergi ke salon untuk di wax, dan dia pernah menceritakan
kepada teman wanitanya yang kebetulan juga temanku bahwa dia pernah ke Japan
untuk merawat vaginanya sehingga warnanya bisa berwarna pink kemerahan.
"Buset, betapa untungnya si bangsat Roni itu!
Aku saja yang suaminya belum pernah melihat dari jarak dekat memeknya..",
umpatku dengan hati yang meluap-luap dan anehnya dengan disertai oleh nafsu
birahi yang meluap-luap juga hingga makin kencang kukocok penisku. Rupanya dia
sudah mempersiapkan hal ini sejak dia meninggalkan hotel pagi tadi.
"Dasar perempuan sundal..", pikirku.
Kemudian Roni mengangkat kaki istriku yang indah
dan masih mengenakan sandal tingginya yang sexy itu lalu di taruhnya ke
pundaknya. Dengan rakusnya Roni menjilati vagina istriku, menyedotnya dan
memasukkan lidahnya ke dalam vagina istriku.
"Aah aah, enak Ron, enak banget, masukin lidah
loe Ron, ahh edan enak banget lidah loe, gigit kelentit gua Ron please gigit,
ahh gila enak banget Ron!!"
Istriku berteriak-teriak keenakan, dan tubuhnya pun
mulai bergetar keenakan. Dia menjambak rambut Roni sambil berteriak-berteriak..
"Yah Ron terus Ron.. Masukkan yang dalam,
sedot kelentit guaah ooh!"
Lalu tiba tiba dia berteriak dengan keras dan
menjepitkan kakinya ke kepala Roni..
"Aahh Ron, gua keluar, Ron gua keluarr, edan
Ron kamu.. Enak banget.."
Tapi Roni tidak berhenti di situ saja, Roni tetap
menjilati vagina istriku dan sekarang bahkan mengangkat pinggul istriku lebih
tinggi lagi, dan dia mulai ganti menjilati lubang anus istriku.
"Aah geli Ron.. Enak Ron.. Ooh yah mainin juga
lubang memek gua pake jari loe Ron, ooh yah Ronn gila enak banget!"
Dan Roni mulai memainkan jarinya di vagina istriku
dan sesekali dia memasukan ke dalamnya dan mulai mencoba untuk menggaruk G-spot
istriku hingga istriku meracau..
"Yah di situ Ron G-spot gua ahh iyah di situ..
Garuk terus Ron garuk!"
Dengan pinggul yang meliuk-liuk, mulut yang
mendesah-desah, lidah yang kadangkala keluar untuk menjilat bibir sexynya yang
kering itu dan tangan yang memainkan teteknya sendiri dengan menurunkan BH-nya
karena belum di lucuti, terpampanglah keindahan tetek istriku yang belum pernah
kulihat. Bulat montok kencang putih mulus dengan nipple yang kecil berwarna
pink. Seperti memandang dua bukit kembar yang sangat indah.
"Orghh Ron gua udah nggak tahan nih Ron..
Please ewein gua donk Ron, gua pengen kontol loe, masukin donk Ron ahh
shh!", mohon helen.
Dengan perlahan Roni berdiri di samping ranjang dan
mengangkat pinggul istriku. Lalu dengan perlahan dia menggesek-gesek kontolnya
di ujung vagina istriku yang indah itu, dan istriku mulai menggila kembali. Dia
menggoyang-goyangkan pinggulnya dan semakin gila memainkan teteknya dengan memelintir
putingnya dan tangannya yang satu lagi berusaha memainkan kelentitnya sendiri
sambil berusaha memasukan secara paksa penis Roni ke dalam vaginanya.
"Ron, masukin donk sayang masukin, gua udah
nggak tahan nih, bisa meledak gua kalo gini, cepet donk entotin gua!",
pintanya.
"Sabar yah lonte, gua bikin loe gila dulu
heheheh.." jawab Roni dengan tersenyum.
Kemudian dengan perlahan Roni memasukkan penisnya
ke dalam vagina istriku, lalu setelah memasukan setengah dia mencabutnya
kembali, lalu memasukannya lagi hingga istriku dengan liarnya berteriak..
"Masukin kontol loe sekarang semuanya, jangan
siksa gua kaya begini, bajingan!"
Akhirnya Roni dengan keras menyodokkan seluruh
batang penisnya ke dalam vagina istriku hingga istriku beteriak..
"Ahh gila enak banget kontol loe, gede banget,
sodok memek gua yang keras Ron, ahh perkosa gua, abuse memek gua pake kontol
loe yang gede.., tusuk memek gua sampe tembus..." Dan Roni memompanya
dengan cepat.
"Aah, ahh, shmm yah.. ewein gua Ron ewein
gua.. Ahh gua pengen pipis nih Ron, memek gua pengen pipis Ron gua nggak tahan
nih.. Ooh bajingan loe Ron, loe bikin gua horny seperti ini!"
"Bukannya ini yang loe mau, loe cari gua kan
untuk ini, hehe untuk ngentot sama gua kan Len? Loe sama si Jack juga nggak
puas kan?? Hehe", ejek Roni.
Wah gila ternyata istriku juga pernah melakukannya
dengan si Jack juga?, Umpatku sambil terus mengocok kontolku sendiri. Jack
adalah seorang bule expat yang di-hire oleh mertuaku untuk operation di
kantornya.
Gila, sudah berapa orang di kantor yang udah
mencoba vagina istriku?, pikirku sendiri.
Tak lama terdengar rintihan Helen yang keras dari
kamar, "Aahh gua keluar lagi Ron, gila kamu Ron, nikmat banget ngewe sama
kamu ahh.."
Lalu Roni membalikkan tubuh Helen dengan posisi
menungging sambil berkata, "Nungging Len, gua mau nyobain pantat kamu nih,
kata si Jack pantat loe enak hehehe.."
"Gila loe, jangan Ron, kontol loe kegedean,
bisa robek pantat gua, jangan please jangan donkk, pleasee!"
Tanpa menghiraukan permohonan istriku, Roni lalu
mengambil lubrication dari kantong celananya dan mengoleskan ke giant penisnya
dan dengan cepat di masukannya lah kontolnya ke lubang pantat istriku..
"Aah perih.. Ron perihh, gila sakitt, ahh udah
Ron udah gua bisa mati Ron.."
"Tenang bitch! Sebentar lagi pasti akan terasa
enak!" dan lama kelamaan istriku memang mulai menikmatinya..
"Ooh ternyata enak Ron, terus pompa lubang
anus gua terus entotin.." jeritnya sambil terus memainkan vagina dan
kelentitnya sendiri.
"Aah gua mau keluar lagi nih Ron, aahh gua
keluar, gua keluar, enak Ron gilaa!"
"Sabar Say, gua juga mau keluar nih, aah gila,
enak banget pantat loe, aah.."
"Jangan keluar dulu Ron, gua mau minumn sperma
loe ahh shh.." lalu Helen berjongkok di depan Roni dan mengocok dan
mengulum penis Roni hingga akhirnya..
"Ahh gua keluar nih Len, gua keluarr, nih
telen sperma gua, TELENN..!"
Dengan lahapnya istriku menyedot dan melahap sperma
yang keluar dari penis Roni. Dan bahkan ada juga yang berceceran di lantai dan
tanpa ragu-ragu dengan rakusnya istriku menjilat sperma yang ada di lantai.
"Kamu memang lonte paling najis yang pernah
gua temuin.." kata Roni.
Setelah selesai pertempuran mereka, merke saling
berpelukan. Tak lama kemudian Roni berpakaian lagi.
"Say, gua musti balik ke kantor nih sebelon
suami tolol loe tegor gua lagi", kata Roni.
"Iya Say, balik dulu deh ntar kita ngentot
lagi kalo ada waktu, gua pasti kangen kontol loe lagi deh malem ini.."
ujar Helen sambil tersenyum nakal.
"Loh kan loe bisa ngentotin laki loe?",
Roni membalik.
"Wah enggak deh, gua nggak nafsu sama dia, mau
juga gua jadiin dia budak di rumah gua, kalo dia masih mau tetep married sama
gua hahahahaha. Dasar laki-laki tak berguna, gua hanya mau married sama dia kan
gara gara bokap gua aja..", jawab Helen dengan nada menghina.
Sakit sekali hatiku mendengarnya. Pengen rasanya
aku masuk ke kamar itu untuk menghajar Roni dan istriku sendiri. Tapi tak tahu
mengapa aku lebih memilih untuk turun ke bawah dan bersembunyi di kamar yang
lain.
Tak lama kemudian aku mendengar pintu utama ditutup
menandakan kalau si keparat Roni telah meninggalkan rumah. Dan setelah Roni
meninggalkan rumah aku pun pelan-pelan menyusup ikut meninggalkan rumah dan
pergi untuk menenangkan pikiran.
Pikiranku menjadi sangat kacau, tidak tahu apa yang
musti saya perbuat setelah mengalami kejadian yang sangat aneh dan tidak masuk
akal tersebut. Aku akhirnya memutuskan untuk pergi ke club untuk minum dan
menenangkan pikiran. Sekitar pukul 10 malam, baru aku memutuskan untuk kembali
ke rumah dan untuk membicarakannya kepada istriku tentang kejadian yang kulihat
siang tadi. Setibanya di rumah, aku melihat istriku baru memarkir mobilnya di
dalam garasi.
"Len dari mana kamu?", sapaku.
"Gua dari Senayan nih, abis shopping.."
ujarnya.
"Beli apa aja nih?"
"Hmm beli sepatu sama baju"
"Len ada yang mau gua omongin deh tentang tadi
pagi..", tanyaku lagi sambil memasuki rumah.
"Yah omong aja", katanya sambil berbalik
dan berjalan memasuki rumah dan menaiki tangga untuk menuju ke kamar.
Di dalam kamar aku duduk di sofa, memandanginya
yang sedang melucuti bajunya.
"So, gimana masalah tadi pagi?" kejarku.
"Yah tadi udah diomongin kan bahwa kita
sebenernya married karena kepaksa" jawabnya lagi sambil mengenakan dan
mencoba blouse putih dan rok hitam yang baru dibelinya yang panjang selututnya.
"Anyway, bagus nggak baju yang baru gua
beli?" tanyanya kepadaku.
"Bagus Len" kataku.
"Anyway, jadi kita bakalan divorce nih?"
"Well iya lah kan tadi gua udah omong
gitu"
"Loe gila, bagaimana gua bisa? Gua kan nggak
bisa divorce kaya begitu aja and juga kita kan udah married dan muka gua mau
gua taro dimana and juga gimana dengan orang tua gua? Mereka pasti akan kecewa
sekali karena mereka menaruh banyak harapan di gua, gua nggak bisa divorce
karena orang tua gua juga pasti bakal kecewa banget" kataku lagi.
"Yah itu urusan kamu donk, bukan urusan
gua" jawabnya santai.
"Gila loe, kamu kok seenaknya aja? Lagian tadi
siang loe ngapain aja seharian?" tanyaku memancing.
"Loh loe kan tau gua siang ngapain aja, loe
juga liat kan?", katanya menantang, hingga dengan terkejut setengah mati
lalu aku menjawab..
"Jadi loe tau kalo gua liat loe lagi having
sex sama si Roni?" tanyaku balik.
"Iyah, loe kan ngintipin gua, gua tau kok cuma
gua diem aja supaya loe liat, dan loe jadi berubah pikiran dan divorce sama
gua", jawabnya enteng.
"Wah loe keterlaluan, jadi loe sengaja? Dan
loe tau kan itu hurt gua?" jawabku.
"Iyah gua tau, dan gua senang melihat loe
menderita. Hmm OK deh, gua ada proposal buat loe, kalo loe mau. Mau
denger?" tanyanya.
"OK, apa proposal loe?" tanyaku lagi.
"Gua bisa tetep married sama loe kalo gua
boleh main sama co lain dan loe mau jadi slave gua, mau?" tanyanya balik
sambil dia mencoba memakai sandal tinggi yang baru di belinya.
Wah dia menjadi sangat sexy dengan memakai baju dan
sepatu barunya, blouse warna putih, rok sampai lutut, dan sandal tinggi yang
ramping dan sexy berwarna hitam dengan tali yang melingkar di pergelangan
kakinya dan hak yang setinggi paling tidak 10 cm. Membuat kakinya terkesan
sangat sexy. Dan aku pun tidak bisa tidak memperhatikannya hingga membuatku
sangat excited dan horny. Lalu dia berjalan-jalan mengaca, dan aku tidak bisa
berhenti memperhatikannya, tiba tiba..
"So Henry, bagaimana sama proposal gua, loe
ngapain aja sih?" tanya dia setengah membentak.
"Oohh iyah, enggak, OK, maksud loe jadi budak
loe itu gimana?" tanyaku balik.
"Yah jadi budak sex dan budak gua, and loe
akan gua perlakukan semau gua aja OK? Deal?" tanyanya.
"Gua punya fantasi fetish pengen jadi mistress
dan mempunyai slave yang bisa gua perlakukan seenak gua. Kalo kamu OK kita
tetep married deh, gimana?" tanyanya lagi.
"OK kalo itu maumu", jawabku dengan tanpa
sadar.
"OK, tapi gua mau liat dulu, bisa nggak loe
jadi budak gua..", katanya sambil duduk di sofa kamar tidur sambil
menyilangkan kakinya yang sexy sambil merokok.
"Sekarang gua mau test dulu" katanya
lagi.
"Yah terserah kamu deh" jawabku pasrah.
"Yah bagus. Kalo begitu sekarang cepet buka
baju kamu semua, loe telanjang di depan gua", perintahnya.
"Hah, telanjang?" tanyaku.
"Iyah cepet, apa kamu tolol dan budek sampe
nggak denger suruhan gua?" jawabnya dengan membentak.
Lalu seperti orang tolol mungkin karena kekesalan
di hati dan rasa horny yang meluap sedari tadi siang bercampur aduk, aku
menurut saja membuka semua baju di depan istriku.
"Semuanya buka, gua pengen liat loe telanjang
bulat" bentaknya. Lalu kutanggalkan semua bajuku, dan dia berdiri dengan
senyum menghina sambil berkata..
"Kamu memang pantas jadi budak gua. Badan loe
jelek, kontol loe kecil, yah paling bisa loe jadi budak gua dasar laki laki
tolol"
Lalu dia kembali duduk dan menyilangkan kakinya
kembali dan merokok sambil berkata..
"Sini laki laki tolol, kemari bersihin sepatu
sama kaki gua. Pijitin kaki gua yang capek abis dipake jalan ini pake lidah
kamu!!" bentaknya.
Dengan tololnya seperti orang di-hypnotized aku
berjongkok di depan istriku. Istriku menjambak rambutku dan menunjuk ke kakinya
sambil membentak..
"Ayo jilatin, bersihin pake lidah loe yang
bener!!"
Lalu aku pun mulai menciumi kakinya, lalu tiba tiba,
PLAKK!! Tangannya menampar pipiku dan berkata..
"Goblog, bukan cuma ciumin, tapi jilatin
semuanya, sepatu gua, kaki gua, semuanya!"
Terpaksa aku dengan perlahan menjilati sepatunya
mulai dari hak sandalnya yang ramping dan bulat itu, aku jilati dari ujung
sampai pangkalnya dan dari situ kujilati tumit kakinya yang indah bagaikan
telur ayam kampung yang mulus dan berwarna putih kemerahan, lalu dari sana
lidahku menuju punggung kakinya dan akhirnya pada jari-jari kakinya.
"Eh tolol, sekarang kamu lepas sandal gua pake
mulut kamu, nggak boleh pake tangan, awas kalo gua sampe kegigit"
bentaknya lagi.
Aku merasa sangat terhina dan tertekan, tapi
anehnya di samping rasa terhina dan marah, aku juga merasa sangat horny hingga
aku merasakan penisku tiba-tiba naik dan mengeras. Lalu dengan hati-hati aku
menggunakan gigiku untuk membuka tali yang melingkar di pergelangan kakinya
hingga aku berhasil melepas sepatu kanannya dengan gigi dan mulutku.
Setelah itu aku beralih ke kaki kanannya dan
mencoba lagi melepas sepatu kirinya dengan gigi dan mulutku lagi. Tetapi aku
kurang berhati-hati hingga kakinya sedikit tergigit olehku. Tiba tiba, dengan
keras.. "PLAKK", telapak sepatu kanannya mendarat di pipiku..
"Eh anjing, dasar kamu laki-laki tidak
berguna, nyopot gitu aja kagak bisa, dasar nggak berguna and liat tuh kontol
jelek kecil kamu udah mengeras, hahahahahahah dasar kamu memang anjing. Anjing
geladak!!, ejeknya. Aku diam saja dan masih berusaha untuk membukanya dengan
hati hati sampai semuanya terlepas.
"OK, sekarang jilatin sandal gua,
bersihin!!" bentaknya lagi.
Aku berlutut di depannya menjilati sandalnya,
telapak sandalnya dan punggung sandalnya, haknya dan tali talinya sampai bersih
dan Helen melihatku dengan sinis dan setengah mengejek sambil merokok..
"Yah begitu anjing, yang bersih yah! Nah
sekarang kaki gua, telapak kakinya bersihin dan jari-jari dan sela-sela
jarinya, OK anjing?"
Aku mulai menjilati kakinya dari tumit ke telapak
kaki, sampai pada jari-jari kakinya yang indah bercutex pink. Kusedot setiap
jari kakinya. Kakinya terasa sangat halus, bersih dan rapi berwarna putih
kemerahan dan berbau sedikit keringat bercampur bau kulit dari sepatu itu.
Ah, aku tidak tahu kenapa aku menjadi sangat
terangsang dan aku sendiri heran, apakah aku type cowo yang sebetulnya menyukai
perlakuan seperti ini? Penisku menjadi sangat keras, dan karena tidak tahan,
aku mengocoknya sambil menjilati kakinya. Tiba-tiba Helen berseru..
"Hey anjing, siapa suruh loe mainin kontol
kecil loe?" bentaknya.
"Jangan pegang-pegang kontol loe, gua ada
hadiah nanti buat kontol loe!" bentaknya lagi.
"Nah, sekarang jilatin dari betis ampe paha
gua!!" katanya.
Aku mulai menjilati kedua belah kakinya. Aku merasa
benar-benar seperti anjing dan anehnya birahiku menjadi sangat tinggi dan
bernafsu sekali hingga penisku menjadi sangat tegang dan keras, dan tiba-tiba..
"Eh anjing, sekarang tarik celana dalem gua
pake mulut bau loe!!", bentaknya lagi sambil merokok lalu dengan perlahan
kutarik celana dalamnya sampai ke ujung kaki bawah dan melepaskannya.
"Sekarang cium celana dalamku dan pakai
sebagai topi", ledeknya, lalu aku menciumnya. Wah tercium aroma vaginanya
yang sangat menggiurkan. Aku menciumnya dalam-dalam untuk menikmati bau vagina
dari celana dalamnya.
"Eh tolol, enak nggak baunya?" tanyanya.
"Enak len", jawabku.
"Eh anjing, mulai sekarang gua mau loe panggil
gua Nyonya!!" bentaknya.
"Iyah Nyonya, enak sekali", jawabku.
Kemudian dia menaikkan kedua kakinya di kedua
sandaran tangan sofa sambil membentak, "Eh anjing, sini sekarang jilatin
memek gua".
Dengan pelan kujilati memeknya. Pertama kuciumi
dulu kelentitnya, lalu kujilat dengan ujung lidahku, lalu pelan pelan
kugetarkan ujung lidahku di kelentitnya hingga Helen melenguh..
"Ahh iyah enak jilat terus anjing!! Iyah
begitu sekarang isep kelentitnya!!" Dengan pelan kuhisap kelentitnya.
Kuhisap dalam-dalam karena aku ingin menyedot semua cairan yang ada dari
memeknya.
"Ooh iyah di sana iyah isep terus anjing gua
yang tolol!!", katanya sambil merem melek dan menjambak rambutku menikmati
jilatan dan hisapanku.
"Nah sekarang masukkan lidah loe ke dalam
memek gua ayo cepet tolol!!" bentaknya sambil menjambak rambutku dan
membawa mukaku ke depan memeknya dan menekankan mukaku ke memeknya. Dengan
perlahan kumasukkan lidahku ke dalam memeknya sambil kumainkan jariku dalam
memeknya menggaruk garuk G-spotnya.
"Aah iyah gitu uugghh iyah.. Like that honey..
Yeah masukin terus lidah loe yang dalem sama mainin G-spot gua and garuk G-spot
gua ahh ooh", desahnya sambil matanya mendelik ke atas menikmati sensasi
yang luar biasa.
"Ooh ooh kamu memang anjing yang pinter ahh
ooh gosh enak sekali, ooh.. ntar, ntar, tolol.." bentaknya lagi sambil
menjambak rambutku menjauhi memeknya.
"Ooh keliatanya loe cape yah, heh cowo nggak
berguna??", tanyanya kepadaku.
"Iyah Nyonya, saya cape dan haus, boleh saya
minum dulu?" tanyaku memelas kepada Helen.
"Ooh ternyata anjing gua haus juga sekarang..
OK, bentar gua kasih loe minum," katanya sambil beranjak dari sofa dan
berjalan menuju ke belakang.
Kali ini Helen kembali dengan tempat makanan si
Remus anjing kami, lalu dengan santainya dia menaruh tempat makanan anjing itu
di lantai dan dengan gaya yang sangat elegant dia menyalakan sebatang rokok,
dan perlahan dia berjongkok tepat di atas tempat makanan anjing tersebut.
Dengan pandangan yang sinis sambil merokok dia menatapku dan berkata..
"Loe haus kan?? Sebentar lagi loe bakal dapet
minuman yang sangat enak" katanya, lalu perlahan aku melihat cairan yang
agak kekuningan memancar dengan deras dari memeknya.
Dia kencing di tempat makanan anjing itu dengan
menatapku sambil merokok. Lalu setelah selesai dia bangun dan menjambak
rambutku kembali dan dituntunnya aku dan menekan mukaku ke tempat makanan
anjing tersebut kemudian disuruhnya aku meminumnya.
"Ayo minum!! Minum kaya anjing cepet!!"
perintahnya sambil terus menekan mukaku ke tempat makanan anjing itu. Dengan
perlahan kujilati dan kuminum air kencingnya dari tempat tersebut sampai habis.
"Enak nggak juice gua??" tanyanya. Aku
diam saja karena aku merasa mual setelah meminum air kencingnya. Tiba-tiba
rambutku dijambak ke atas ke hadapannya lalu dengan keras dia menampar pipiku,
PLAKK!!
"Anjing, gua tanya enak nggak, loe diem aja,
sekarang gua tanya lagi, enak nggak?"
"Enak Nyonya, enak banget.."
"Shh.. hmm, gila sekarang gua horny banget,
tapi kontol loe terlalu jelek buat gua entotin, tapi gimana lagi yah"
katanya dengan sinis.
"Udah sekarang kamu tiduran, terus kocok
kontol loe yang jelek gua pengen liat mau nggak gua pake kontol loe
cepet!!", katanya sambil mendorongku sampai aku terjengkang.
Dengan perlahan kukocok kontolku sendiri, lalu tiba
tiba dia berjalan menuju ke arah sepatunya dan mengambil sepatunya lalu di
lemparkan kepadaku sambil berkata..
"Nih ciumin and jilatin sepatu gua sambil loe
kocok kontol loe.." Dan aku mulai menciumi sepatunya dan menjilatinya
sambil aku mengocok kontolku yang sudah mulai dan menjadi sangat keras.
"Ooh enak Nyonya, sepatu Nyonya baunya, ahh
iyah Nyonya" kataku tanpa kusadari dan tak tahu kenapa aku menjadi sangat
horny.
Lalu setelah kontolku menjadi sangat keras, dengan
perlahan dia berjongkok dan tangannya menarik kontolku dengan sangat kasar,
sampai aku merasa kesakitan, dan mengarahkannya ke memeknya. Ooh inilah yang
kutunggu-tunggu, damn gua pengen banget ngerasain memeknya, pikirku. Dengan
perlahan dia memasukkan kontolku ke dalam memeknya dan menggoyang-goyangkan
pantatnya dengan gerakan yang berputar.
"Enakk sekali Nyonya, terus Nyonya"
kataku. Tapi dia hanya diam saja dan tiba tiba berkata..
"Gila kontol loe nggak enak nih"
bentaknya sambil menatapku dengan sinis.
"Tapi shit, apa boleh buat nggak ada kontol
lain, dildo gua aja ketinggalan di rumah Papa" katanya lagi sambil
menggoyangkan pantatnya naik turun dengan gerakan memutar ala ngebor dan dengan
mata yang merem melek. Tiba tiba ada suara langkah kaki dan ada yang
berteriak..
"Nyonya?? Pak??"
Ternyata satpamku masuk. Aku kaget sekali di
buatnya. Shit mati gua, satpam gua ngeliat lagi, pikirku. Tapi dengan tanpa
ekspresi terkejut, Helen menjawab..
"Iyah kenapa Pak Bandi?", tanyanya sambil
terus mengentot kontolku.
Dengan tiba-tiba Helen bangun dari kontolku yang
sudah meloyo karena aku terkejut. Dan dia berdiri di hadapan satpam tersebut
dengan keadaan telanjang.
"Pak, coba Pak saya liat kontol Bapak, kontol
suami saya loyo," katanya sambil tangannya mengarah ke bagian celana Pak
bandi dan merogohnya.
"Nyah jangan Nyah, wah nggak enak sama
tuan," kata Pak Bandi.
"Udah, cepet turunin celana kamu, kamu mau
yang enak nggak?" kata Helen istriku sambil tersenyum nakal.
"Bapak kan pasti mau juga kan? Masa sih nggak
mau? Kok kontolnya keras kalo nggak mau?" ujarnya sambil tangannya merogoh
kontol si satpam yang lucky itu.
Tak tahu kenapa tapi saya menjadi sangat horny
melihat adegan seperti itu hingga dengan tanpa sadar aku mengocok kontolku yang
kembali tegang sambil melihat istriku yang sudah gila itu merayu si satpam
untuk mengentotnya. Lalu dengan perlahan dia berjongkok di depan si satpam
sambil memohon..
"Ayoo Pak, saya pengen liat nih kontol
Bapak" pintanya sambil membuka buckle ikat pinggang si satpam dan
menurunkan resleting si satpam dan mengeluarkan kontolnya.
Ooh my God, ternyata si satpam mempunyai kontol
yang panjang dan berdiameter besar. Si satpam yang masih malu-malu itu mencoba
menghindar. Tetapi dengan tidak tahu malunya, istriku memaksa untuk memasukkan
kontol si satpam yang besar itu ke dalam mulutnya..
"Ahh ini kontol gede sekali dan enak, macho
sekali dengan warna yang agak kehitaman, besar dan penuh dengan urat-urat
kejantanan, ahh enak sekali, nggak seperti kontol suami saya tuh yang
kecil" katanya sambil mengulum dan menghisap kontol si satpam itu dan
memandangku dengan hina. Pak bandi yang tadinya malu-malu, sekarang menjambak
rambut istriku dan mengnhujam-hunjamkan kontolnya ke dalam mulut istriku sambil
meracau..
"Ooh gila mulut Nyonya enak nih.. Arrgghh enak
sekali, terus Nyonya, sepong terus kontol saya, Nyonya kan suka," katanya.
"Iiyyahh Pak kontol Bapak enak juga.. Pake Pak
mulut saya, entot mulut saya.." kata istriku yang sudah lupa daratan
karena birahi.
Saya hanya bisa memandang dengan perasaan yang
marah kesal, tapi di samping itu aku juga horny berat, sampai-sampai kontolku
menjadi tegang sekali. Dan aku pun mengocok kontolku sambil melihat pemandangan
yang gila itu.
Gila Helen, cewe anggun begitu sampai kontol satpam
saja dia suka, aku sendiri pun tak percaya melihatnya. Setelah puas dia
mengulum dan menghisap kontol Pak Bandi satpamku yang sangat beruntung itu, dia
duduk di sofa dan menyuruh Pak Bandi untuk memasukkan kontolnya lagi ke dalam
memeknya.
"Ooh Pak Bandi saya sudah nggak tahan lagi,
Bapak mau kan masukin dan muasin saya?" tanya Helen.
Lalu dengan buasnya Pak bandi memasukkan alatnya
yang begitu besar ke dalam memek istriku dan mulai menggenjotnya, kontan istriku
mendelik dan berteriak..
"Aah gila nih kontol be.. be.. besar se.. se..
kali ahh.. ooh yah.. eenak sekali, tterus Pak entotin saya" katanya
seperti orang yang sudah hilang ingatan. Kontan Pak Bandi si satpam menjadi
sangat buas mengentot istriku, memompa istriku dengan sangat kuat..
"Oohh ooh ooh.. Pak saya mau keluar nih.. Saya
hampiir sampai", dengan makin gila Pak Bandi memompa dengan kuat memek
istriku sampai akhirnya..
"Aah gilaa gua kkeluar!!" jerit Helen
sambil tangannya meremas pantat Pak Bandi si satpam. Tapi rupanya si Pak satpam
masih kuat dan masih bernafsu untuk menikmati vagina istriku. Dia tetap memompa
hingga istriku mendelik dan mendesah kenikmatan. Sambil memandangku, dia
berkata..
"Nih liat monyong, kontol tuh kaya gini, enak,
nggak kaya punya loe" bentaknya padaku sambil terus menikmati kenikmatan
yang Pak Bandi si satpam berikan kepadanya. Tiba tiba Pak Bandi sudah tidak
tahan dan mulai berteriak..
"Ahh ahh ahh, Nyonya saya mau keluar Nyonya
ooh ooh"
"Pak, keluarkan di mulut saya, saya ingin
merasakan peju Bapak" katanya dengan penuh nafsu.
Lalu Pak bandi mencabut kontolnya dan
mengarahkannya ke muka istriku hingga memuntahkan air maninya ke situ. Dan
dengan tanpa rasa jijik Helen istriku yang gila itu menelan dan mengulum air
mani Pak bandi di hadapanku. Akhirnya dengan tersenyum puas dia berkata..
"Terimakasih yah Pak, enak sekali peju dan
kontol Bapak, saya dibikin puas olehnya. Untung ada Bapak, kalo tidak saya
nggak akan bisa puas dengan kontol suami saya. Lain kali kalo Bapak lagi horny
masuk aja OK", katanya sambil mencium kontolnya lagi. Si satpam tersenyum
dan berkata..
"Iyah Nyonya, memek Nyonya juga enak sekali.
Belum pernah saya merasakan wanita secantik dan seseksi Nyonya" Kemudian
istriku berdiri dan merangkul si satpam sambil berkata..
"Temenin saya mandi yuuk, siapa tau nanti di
dalam alat Bapak berdiri lagi".
Dengan tanpa memperhatikanku sama sekali, Helen
menarik tangan si satpam membawanya menuju ke kamar pengantin kami dan ke kamar
mandi. Di sana aku dengan kontol yang masih sangat tegang hanya bisa
memperhatikannya sambil mengocok kontolku. Ahh, betapa malangnya nasibku
0 comments
Post a Comment